Kamis, 22 Desember 2011

Sistem Informasi Geografis


Menurut Purwadhi, 1994. Sistem Informasi Geografis merupakan suatu sistem yang mengorganisir perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data, serta dapat mendaya-gunakan sistem penyimpanan, pengolahan, maupun analisis data secara simultan, sehingga dapat diperoleh informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan.SIG merupakan manajemen data spasial dan non-spasial yang berbasis komputer dengan tiga karakteristik dasar, yaitu:
  1. Mempunyai fenomena aktual (variabel data non-lokasi) yang berhubungan dengan topik permasalahan di lokasi bersangkutan.
  2. Merupakan suatu kejadian di suatu lokasi; dan
  3. Mempunyai dimensi waktu.
v  Kemampuan SIG
Kemampuan Sig antara lain :
1.      Memetakan letak
Data realita di permukaan bumi akan di petakan ke dalam beberapa layer dengan setiap layernya merupakan representasi kumpulan benda (feature) yang mempunyai kesamaan, contohnya layer jalan, layer kapling bangunan. Layer-layer ini kemudian disatukan dengan disesuaikan urutannya. Setiap data pada setiap layer dapat dicari, seperti halnya melakukan query terhadap database untuk kemudian dilihat letaknya dalam keseluruhan peta.
2.      Memetakan kuantitas
Orang sering memetakan kuantitas, yaitu sesuatu yang berhubungan dengan jumlah seperti dimana yang paling banyak atau dimana yang paling sedikit. Dengan melihat penyebaran kuantitas tersebut dapat mencari tempat-tempat yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan dan digunakan untuk pengambilan keputusan, ataupun juga untuk mencari hubungan dari masing-masing tempat tersebut. Pemetaan ini akan lebih memudahkan pengamatan terhadap data statistik dibanding database biasa.
3.      Memetakan kerapatan
Pemetaan kerapatan sangat berguna untuk data-data yang berjumlah besar seperti sensus atau data statistik daerah, misalnya untuk melihat lokasi pelanggan dengan jumlah pemakaian listrik terbanyak atau yang pemakaian listriknya relatif lebih sedikit. Sehingga data ini dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam menyikapi permasalahan yang terjadi akibat ketidakseimbanagn kerapatan.
4.      Memetakan perubahan
Dengan memasukan variabel waktu SIG dapat dibuat untuk peta historikal, histori ini dapat digunakan untuk memprediksi keadaan yang akan datang dan dapat pula digunakan untuk evaluasi kebijaksanaan.
5.      Memetalkan apa yang ada di dalam dan di luar suatu area
SIG digunakan juga untuk memonitor apa yang terjadi dan keputusan apa yang akan diambil dengan memetakan apa yang ada pada suatu area dan apa yang ada di luar area. Sebagai contohnya sebuah gardu listrik dengan kapasitas tertentu dapat melayani pelanggan dalam jarak tertentu dari lokasi gardu listrik tersebut. Dengan peta ini, dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk perancanaan ke depan misalnya untuk memasang tambahan gardu listrik baru di area yang tidak terjangkau gardu listrik yang ada.

v  Fungsi analisis atribut
Data atau informasi geografis, yang diturunkan dari peta-peta tematik, hasil penelitian, pengukuran lapangan, atau bahkan kumpulan data statistik yang dikumpulkan oleh institusi-institusi pemerintah (termasuk data sensus di dalamnya), pada umumnya mengandung lebih dari satu atribut yang diasosiasikan dengan lokasi spasialnya. Sebagai contoh, properties jenis tanah pada umumnya merupakan tipe, warna, tekstur, kandungan organik, , derajat keasaman (ph), dan lain sejenisnya. Baris-baris data yang berisi atribut tambahan ini disebut sebagai entitas non-spasial.
Dengan demikian, sebelum suatu analisis spasial dapat dilakukan, diperlukan suatu data tambahan untk kemudian diintegrasikan ke dalam basis data spasial.

v  Fungsi analisis spasial
1.      Penyuntingan dan pemutakhiran data
Penyuntingan dikaitkan dengan  pemutakhiran data .Misal dalam revisi peta tematik digital,dapat dilakuan tanpa digitasi ulang dari awal
2.      Interpolasi spasial
Memungkinkan untuk membuat peta baru dengan basis data yang telah ada contoh;pembuatan peta lereng,peta ketinggian,diperoleh dari hasil interpolasi data ketinggian dan data dari peta kontur dari basis data
3.      Tumpang susun (overlay) peta
Proses integrasi data dari lapisan-lapisan layer yang berbeda disebut dengan overlay. Secara analisa membutuhkan lebih dari satu layer yang akan ditumpang susun secara fisik agar bisa dianalisa secara visual.
Menghasilkan data spasial yang baru Dari data basis data yang sudah ada (minimal 2 data spasial yang menjadi masukan nya)
4.      Network
Banyka digunakan untuk analisis transportasi dan utilasi.fungsi network merujuk pada data spasial titik dan garis sebagai suatu jaringan yang tidak terpisahkan
5.      Buffering
Menghasilkan data spasial baru berupa polygon dan zone dengan jarak tertentu dari data spasila ynag menjadi masukannya
6.      3D analisis
Penyajian data dalam ruang 3 dimensi pada umunya banyak menggunakan fungsi interpolasi
7.      Digital image processing
Pengolahan citra digital (SIG berbasis raster).


v  Manfaat SIG
Dengan SIG kita akan dimudahkan dalam melihat fenomena kebumian dengan perspektif yang lebih baik.SIG mampu mengakomodasi penyimpanan, pemrosesan, dan penayangan data spasial digital bahkan integrasi data yang beragam, mulai dari citra satelit, foto udara, peta bahkan data statistik. Dengan tersedianya komputer dengan kecepatan dan kapasitas ruang penyimpanan besar seperti saat ini, SIG akan mampu memproses data dengan cepat dan akurat dan menampilkannya. SIG juga mengakomodasi dinamika data, pemutakhiran data yang akan menjadi lebih mudah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar